Header Ads Widget

Responsive Advertisement

ROMAN PICISIAN DEMOKRASI

Penulis; Jasmine Noor



ROMAN PICISAN DEMOKRASI

I

Cinta adalah eksodus dari dogma—

sebuah kebebasan yang tak tunduk

pada dokumen resmi atau aturan negara

 

Namun aku mencintainya

dan cinta itu bertubuh subversif

 

Dialah silsilah yang dibaptis

oleh suara mayoritas

Aku bertumbuh di rumah yang mengaji

dengan nada minor

 

Kami menyentuh

dalam bahasa yang tak diakui negara

saling meraba keyakinan

dengan jari-jari yang gemetar

di bilik suara

 

II

Ayah menyalakan radio

tapi yang terdengar hanya

janji. dan sirkus. dan tawa

yang dibayar.

 

“Nak,” katanya

“Demokrasi itu kabaret—

panggung terbuka jumawa,

lakonnya sudah ditentukan tuannya.”

 

Kau pikir cinta kalian salah?

bukan. yang salah itu

garis-garis pada peta

dan tinta di jari

yang katanya suci

tapi takut mati.

  

 

 

MENCINTAIMU

Aku mencintaimu dan mencintaimu—

saat negeri lupa cara waras

aturan dicabik

harga melonjak bagai sumpah serapah

 

penguasa sibuk

menulis ulang makna keadilan

sementara kita

menghitung sisa napas dan cicilan

 

Cinta kita bukan slogan kampanye

atau janji yang lupa ditagih

ini nyata dan keras kepala

seperti bertahan hidup—dan tetap jatuh cinta

 

Biarlah dunia bersilang kata,

kita selalu ingin muda—

istirahat dan kerja

kerja lalu istirahat

selamanya, seterusnya.

 

 

 

 

AKAN KUTUMBANGKAN REZIM UNTUKMU

Akan kugulingkan kursi-kursi

yang terlalu nyaman diduduki para penguasa

lalu kulempar mikrofon ke laut lepas

dan mengganti pidato dengan bisik namamu

di tengah kerusuhan yang disiarkan langsung

 

Jika mencintaimu adalah makar

maka biar aku menjadi dalangnya

merancang kudeta dengan sepucuk surat

dan sepasang mata yang tak tunduk pada negara

 

Kukelabui gempa seluas pematang—

untuk meruntuhkan tembok antara kita

dan segala birokrasi yang melarangku

menyebutmu:

Cinta.

 

(2025)

Posting Komentar

0 Komentar